Awal mula ditemukannya Kota Bandung yaitu oleh Abraham Riebeek pada tahun 1712 dalam rangka pencarian sumber bahan baku dan bahan untuk perkebunan kopi. Akan tetapi perkembangan pesat baru terjadi ketika Ibukota Kabupaten Bandung dipindahkan dari Krapyak (sekarang Dayeuh Kolot) ke pusat Kota Bandung sekarang pindahnya Kabupaten Bandung ini terjadi pada tahun 1810 setelah selesainya pembangunan jalan raya yang menghubungkan Batavia dengan Bandung melalui Bogor dan Cianjur. Perpindahan ini menjadi tonggak sejarah berkembangnya Kota Bandung karena saat inilah Bandung menglami metamorfosa dari kampung menuju Kota. Seiring dengan berkembangnya Bandung secara signifikan maka dibangunlah berbagai fasilitas yang dapat mendukung kehidupan dan kemajuan Bandung seperti Gedung Sate, Museum Geologi (diresmikan pada 16 Mei 1929), Museum Pos Indonesia ( diresmikan pada tahun 1931), dll. Kini Bandung telah berkembang menjadi Kota cantik dengan hawa yang sejuk dan menjadi surga untuk berbagai hal. Surga Bangunan Cagar Budaya, Surga Belanja, Surga Makanan, dan Surga untuk para pendatang yang ingin menghabiskan waktu menikmati indahnya senja yang merona.
Bandung Kota Wisata
“Paris Van Java” adalah sebutan bagi Bandung yang diibaratkan sebagai Paris-nya Indonesia. Tak berlebihan rasanya jika Bandung menyandang sebutan ini, bagaimana tidak? Beragam keelokan ditawarkan bagi para pengunjung Bandung. Mulai dari wisata alamnya, wisata buatan, wisata belanja, bahkan mulai dikenal wisata rohani yaitu di daerah Da’arut Tauhid. Dengan wisata alam anda dapat menikmati berbagai keramahan alam yang diperkenalkan dan diperuntukkan untuk anda. Misalnya Taman Hutan Raya Juanda, Curug Dago, Curug Cimahi, dll. Jika wisata belanja yang jadi pilihan anda, mampirlah ke Factory Outlet yang sudah marak dan berada hampir di setiap pojok Bandung. Bahkan kini Factory Outlet ini mulai banyak berkembang menjadi lebih terfokus pada jenis barang tertentu. Selain “Paris Van Java”, Bandung juga mempunyai sebutan-sebutan lain diantaranya: ”Kota Konferensi Asia Afrika” dan “Kota Kembang”.
Penduduk Bandung diberkahi dengan lingkungan alam yang begitu indah, dengan berbagai keragaman kreatifitas masyarakatnya. Kota Bandung terletak bagaikan berada di dasar lengkungan yang dikelilingi oleh barisan pegunungan yang kokoh dengan jumlah pedesaan yang amat banyak. Ini pula yang menjadi kelebihan Bandung, kekayaan budaya yang dari berbagai desa. Dua diantaranya adalah Dago (yang kini sudah menjadi lebur dengan Bandung) dan Lembang ( Desa kecil yang terletak di tengah-tengah perjalanan Bandung-Tangkuban Perahu).
Lembang terkenal dengan kesejukan udaranya dan hasil buminya yang berkualitas baik. Sedangkan Dago, kini mulai marak dengan banyaknya FO dan pusat perbelanjaan. Tempat untuk melihat pertunjukan-pertunjukan seni dan kebudayaan di Dago Tea House. Jika Anda menginginkan suansa wisata berbeda, pilhan dapat jatuh pada wisata rohani dan wisata buku. Wisata rohani dapat anda dapatkan di Da’arut Tauhid, Gegerkalong yang mana memberikan santapan rohani bagi anda yang mencari makna hidup. Jejeran took-toko buku dapat menjadi tempa wisata yang unik. Selain karna potongan harga yang cukup besar, suasana yang hangat, personal, ditawarkan oleh buku independent yang mulai marak berdiri di Bandung misalnya: Ultimus di Jl. Lengkong (depan kampus UNPAS), Rumah Buku di Jl. Kapten Tandean, QB di Jl. Setiabudhi, Das Mutterland di Cihampelas (samping kelom keng), Toko Buku Kecil di Jl. Kyai Gede Utama, Lapak-lapak di sepanjang Ganesha, Malka di Jl. PHH Mustofa, Pasar di Jl. Palasari, dll. Nah, tidak sedikit pilhan wisata yang ditawarkan Bandung kini pilihannya di tangan anda.
Bandung Surga Belanja
“Surga Belanja” itulah julukan yang pas untuk Kota Bandung saat ini. Hamparan tanah parahyangan yang begitu sejuk dan nyaman ditambah kekayaan seni budaya dan kreatifitas masyarakat Bandung dalam bidang mode membuat kota ini semakin cantik jika mendapatkan julukan Surganya Belanja.
Bandung yang terkenal dengan pelopor Factory Outlet, membuat kota ini sangat kaya dengan berbagai nama Factory yang sangat khas. Jika ingin berbelanja di kota ini untuk mencari barang-barang yang mempunyai Brand terkenal cukup datang ke distro-distro yang akhir-akhir ini sudah mulia menjamur.
Belum cukup ke FO dan Distro para wisatawan juga ditawarkan ke berbagai Mall, gerai barang bekas dan pasar yang menjual barang-barang dengan harga grosir. Di Pasar Baru, misalnya pasar yang terletak kurang lebih 200m dari Stasiun Kereta Api Bandung menawarkan berbagai kemudahan, selain transportasi yang mudah, harganya juga cukup terjangkau. Jl. Cihampelas yang sangat terkenal dengan pusat Jeans, saat ini juga biasa dtemui aneka macam barang-barang belanjaan, apalagi saat ini sudah dibangun Ciwalk yang terletak di Jl. Cihampelas, para wisatawan akan semakin mudah untuk beristirahat di tempat ini. Area parkirnya pun juga cukup luas, sehingga membuat kenyamanan dan keamanan acara belanja.
Jika sudah lelah berbelanja kita dapat meniknmati sajian masakan khas Bandung yang bertebaran di sepanjang jalan. Selain di Restoran/Café terkenal, para pedagang yang dipinggiran jalan juga banyak menawarkan makanan yang mempunyai cita rasa tinggi. Para wisatawan juga tidak perlu khawatir dimana harus mendapatakn buah tangan. Di sepanjang Jl. Cihampelas banyak ditemui aneka macam oleh-oleh khas Bandung, bahkan Kartika Sari yang terkenal pisang molennya sudah banyak dijual di kios-kios sepanjang Jl. Cihampelas.
Hal yang sama bisa ditemui pula di sepanjang Jl. Ir.H.Djuanda dan Jl. LL. RE. Martadinata.
Taman Kota dan Lingkungan
Ditengah kesejukan Kota Bandung ternyata juga menyimpan kepedulian dan keramahan. Bagi anda yang ingin beristirahat setelah melakukan perjalanan belanja atau sekedar menenangkan diri sambil menikmati pepohonan di Pusat Kota, taman ini siap melayani anda. Ada beberapa yang biasa dikenal. Taman Cilaki terletak di JL. Cilaki sebelah Gedung Sate memberikan kenyamanan ditengah bisingnya lalu lalang mobil di sepanjang Jl. Dipenogoro. Sambil meniknati pepohonan anda juga bisa mencicipi makanan di sekitar taman yang di jajakan oleh para pedagang kaki lima atau kalau ingin lebih nyaman, anda bisa menikmati makanan ringan di Café Cisangkui sebelah taman.
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani terletak di Jl. Sumatra juga memberikan kenyamanan untuk anda dan keluarga. Di tengah taman yang dipenuhi oleh rerimbunan pohon tersedia juga beberapa mainan anak yang bisa melatih motorik kasar anak.
Taman Balaikota terletak disebelah Balaikota, tepatnya di Jl. Merdeka yang menyimpan beberapa cerita. Ditaman ini ada sebuah patung yang sengaja dibangun untuk mengenang kepahlawanan Dewi Sartika. Ada juga patung Badak yang menurut legenda di Bandung banyak ditemui binatang khas yaitu Badak Putih.
Taman Ganesha terletak di Jl. Ganesha sebalah Mesjid Salman ITB. Taman yang mungil dan kelihatan asri ini sering digunakan oleh mahasiswa ITB karena memang letaknya masih dalam lingkungan kampus ITB. Tata letak taman yang indah, dilengkapi kolam kecil ditengah taman menambah keelokan taman yang mungil ini.
Taman Tegalega terletak di Jl. Tegalega depan Museum Sri Baduga Maharaja. Ditaman ini terdapat monument Bandung Lautan Api yang dikelilingi oleh taman bunga, dan berbagai pepohonan yang ditanam oleh para Kepala Negara dan Kepala pemerintahan juga peserta Konferensi Asia Afrika.
Profil Wisata Bandung
Gedung antik
- Gedung Sate, Jl. Diponegoro
- Gedung Bank Indonesia, Jl. Braga
- Bumi Siliwangi (ISOLA), Jl. Setiabudhi
- Balai Kota, Jl. Merdeka
- Balai Pakuan, Jl. Kebon Kawung
- Pendopo, Jl. Dewi Sartika
Taman
- Taman Hutan Djuanda, Jl. Dago Pakar
- Taman Lalu Lintas Ade Irma S, Jl. Sumatera
- Kebun Binatang, Jl. Tamansari
- Taman Cibeunying, Jl. Cibeunying
- Taman Maluku, Jl. Maluku
- Taman Dewi Sartika, Jl. Merdeka
- Taman Gedung Sate, Jl. Cimandiri
-Taman Ganesha, Jl. Ganesha
- Taman Cilaki, JL. Cilaki
- Taman Alun-alun Bandung, Jl. Asia-Afrika
- Gedung Sate, Jl. Diponegoro
Museum, Monumen dan Jalan-jalan Kota
- Museum Sri Baduga, Jl. BKR No.185
- Museum Konferensi Asia-Afrika, Jl. Asia Afrika
- Museum Geologi, Jl. Diponegoro
- Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Jl. Lembong
- Museum POS, Jl. Cilaki
- Monumen Perjuangan Jawa Barat, Jl. Dipati Ukur
- Monumen Bandung Lautan Api, Jl. Tegalega
- Monumen Kereta Api, Jl. Stasiun Timur
- Jalan Cihampelas
- Jalan Dago
- Jalan Braga
- Jalan LL.RE.Martadinata
Profil Wisata Sekitar Bandung
Situ Cimanggu
Tempat ini pilihan yang tepat. Merupakan kolam pemandian didaerah perkebunan teh Ciwidey dan merupakan kolam air panas yang dilengkapi dengan kedai minum, pentas kesenian dan fasilitas kesenian. Situ Cimanggu berada 45km arah selatan kota Bandung.
Waduk Saguling
Tak hanya waduk namun juga terdapat Pemandian air panas Cisameng curug jawa sanghiang tiroko. Waduk ini memanfaatkan salah satu sungai terbesar di Jawa Barat, yaitu sungai Citarum. Waduk Sagulung berada diruas jalan Bandung-Cianjur.
Situ Patenggang
Berada di Ranca Bali 47km dari kota Bandung, kawasan ini merupakan tempat wisata yang sejuk dan dikelilingi perkebunan the.
Situ Cileunca
Situ yang luasnya sekitar 1400 Hektar ini dikelilingi oleh bukit-bukit yang berpanorama menarik terletak 40km arah selatan kota Bandung temperatur daerah ini berkisar 16-23 derajat celcius.
Situ Ciburuy
Terletak 33km dari arah kota Bandung terkenal dengan alamnya yang khas yaitu bukit-bukit kapur yang menjulang.
Ciater
Tempat pemandian air panas yang bersebelahan dengan gunung Tangkuban Parahu dan dikelilingi oleh perkebunan Teh.
Curug Cisarua
Curug dengan ketinggian 15m berdekatan dengan pasar bunga Cihideung Lembang.
Tangkuban Parahu
Pegunungan dengan pesona kawahnya yang indah dapat dicapai dengan sekitar 1 jam dari pusat kota 25 km arah utara kota Bandung. Begitu sampai bau sulfur yang konon dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit akan menyergap penciuman. Selain kawah utama juga terdapat beberapa kawah kecil lainnya seperti kawah Domas.
Bumi Perkemahan CIKOLE
Bumi Perkemahan Cikole seluas 488 Hektar ini terletak pada ketinggian 1300m diatas permukaan laut. Memiliki fasilitas taman bunga, lapangan, taman area parker dll. Bumi Perkemahan Cikole berada disekitar ruas jalan Bandung-Subang
Bumi Perkemahan Ranca Upas
Komplek Bumi Perkemahan yang berada disekitar tanaman Acalipticus. Berjarak 42 km dari kota Bandung kearah selatan dengan suhu berkisar antara 18-23 derajat celcius. Keberadaan objek wisata ini masih belum banyak dikenal orang,objek wisata punceling,dikunjungi oleh mereka yang senag dengan olahraga jalan kaki,maka tak heran apabila pengunjung yang mendatangi objek ini cenderung berkelompok dan untuk berdarmawisata menikmati keindahan alamnya.
Objek Wisata Kawah Putih
Objek wisata ini belum lama diresmikan untuk dapat dinikmati oleh umum. Sebelumnya Kawah Putih dikenal sebagai daerah tambang belerang, hal ini dapat dilihat dari peninggalan di areal wisata kawah putih, yaitu berupa gua penambangan belerang.
Fasilitas yang tersedia di objek wisata ini masih terbatas, yaitu: Parkir,WC umum,Mushola,dan warung-warung penjual makana ringan dan minuman.Letaknya berada di 44 km arah selatan kota Bandung.
Penangkaran Rusa Ranca Upas
Ranca Upas adalah areal yang disediakan bagi perkemahan. Disamping disiapkan untuk perkemahan, Ranca Upas memiliki areal yang dipergunakan untuk penangkaran rusa.
Pemandian Air Panas Cimanggu
Daerah Ciwidey kaya dengan sumber air panas alam, salah satunya dimanfaatkan oleh PERUM Perhutani sebagai sumber air kolam renang Cimanggu. Objek wisata Cimanggu memiliki fasilitas : Tempat parker luas, Arena bermain anak-anak, Kolam renag air panas alam, MCK dan WC umum, Mushola, dan warung penjual makanan ringan dengan minuman. Letaknya berada di 45 km arah selatan kota Bandung.
Pemandian Air Panas Alam Walini
Seperti halnya Cimanggu,Walini yang pula memanfaatkan melimpahnya sumber air panas alam, menyediakan kolam renang panas. Objek wisata ini berada di lingkungan perkebunan the yang berhawa sejuk na segar tepatnya 46 km arah selatan kota Bandung. Walini memiliki fasilitas : Bungalow, Restoran, Tempat Parkir, WC umum.
Situ Patenggang
Situ Patenggang yang memiliki luas areal 140 ha adalah tempat tujuan utama para pengunjung objek wisata daerah Ciwidey. Terletak diantara perkebunan the Rancabali an kawasan hutan Rancabali tepatnya 47 km arah selatan kota Bandung. Situ Patenggang benar-benar memanfaatkan keindahan alam sebagai daya tariknya. Fasilitas yang tersedia adalah: Bungalow, Sepeda Air, Sampan, Kios-Kios penjual cendramata, makanan, minuman, WC, dan Areal parkir.
Sejarah Kota Bandung
Era Kolonial Belanda
Pencapaian dari petualangan bangsa Eropa untuk mencoba keberuntungan mereka di tanah yang subur dan makmur di Bandung, mengarahkan mereka akhirnya pada tahun 1786 saat pembuatan jalan dibangun menghubungkan Jakarta, Bogor, Cianjur dan Bandung. Arus ini meningkat pada tahun 1809 saat Louis Napoleon, penguasa Belanda, memerintahkan Gubernur Jendral H.W. Daendels, untuk meningkatkan pertahanan di Jawa melawan Inggris. Visinya adalah sebuah unit rantai pertahanan dan sebuah jalan untuk persediaan barang antara Batavia dan Cirebon. Tapi daerah pantai ini banyak terdapat rawa-rawa, dan lebih mudah untuk membangun jalan ke arah selatan, melewati dataran tinggi Priangan.
The Groote Postweg (Jalur Pos Terhebat) dibangun 11 mil ke arah utara sampai ke jantung kota Bandung. Seperti biasa dengan kecekatannya, Daendels memerintahkan bahwa ibukota direlokasikan ke jalan tersebut. Bupati Wiranatakusumah II memilih sebuah tempat di bagian selatan jalan dari sisi sungai sebelah barat Cikapundung, dekat sepasang sumur keramat, Sumur Bandung, yang menurut rumor di lindungi oleh dewi Nyi Kentring Manik. Di daerah ini dia membangun dalemnya (istananya) dan alun-alun (pusat kota). Mengikuti orientasi tradisional, Mesjid Agung di tempatkan di sisi selatan, dan pasar tradisional di sisi timur. Rumahnya dan Pendopo (tempat pertemuan) terletak di bagian selatan menghadap gunung keramat Tangkuban Perahu. Saat itulah Kota Kembang lahir.
Sekitar pertengahan abad ke 19, Amerika Selatan cinchona (quinine), teh Assam, dan kopi diperkenalkan pada para dataran tinggi. Pada akhir abad itu Priangan terdaftar sebagai daerah pertanian paling menguntungkan se-profinsi. Pada tahun 1880 rel kereta api menghubungkan Jakarta dan Bandung telah selesai, dan menjanjikan perjalanan selama 2 1/2 jam dari keramaian ibukota Jakarta ke Bandung.
Dengan perubahan gaya hidup di Bandung, hotel, cafe, pertokoan muncul untuk melayani para petani yang entah datang dari dataran tinggi atau dari ibukota sampai daerah pesiar di Bandung. Kalangan masyarakat Concordia terbentuk dan dengan ruang tarinya yang besar merupakan magnet yang menarik orang untuk menghabiskan akhir pekan di kota. Hotel Preanger dan Savoy Homann adalah hotel-hotel pilihan. Braga di sepanjang trotoarnya terdapat toko-toko eksklusive Eropa.
Dengan adanya rel kereta api, cahaya perindustrian berkembang. Begitu panen tanaman mentah telah dapat langsung dikirimkan ke Jakarta untuk pengiriman lewat laut ke Eropa, sekarang proses utama dapat dilakukan secara efisien di Bandung. Orang Cina yang tidak pernah tinggal di Bandung berangsur-angsur datang untuk membantu menjalankan beberapa fasilitas dan mesin dan pelayanan bagi industri-industri baru. Pecinan muncul pada masa ini.
Pada masa awal abad ini, Pax Neerlandica di proklamasikan, menghasilkan perubahan dari pemerintahan militer menjadi sipil. Dengan ini muncul polis tentang desentralisasi untuk meringankan beban administrasi dari pemerintahan pusat. Dan demikianlah Bandung menjadi kotamadya pada tahun 1906.
Perubahan ini memberikan dampak besar pada kota. Balai kota dibangun di ujung utara Braga untuk mengakomodasi pemerintahan yang baru, terpisah dari sistem masyarakat yang asli. Ini kemudian di ikuti oleh pengembangan yang jauh lebih besar saat markas besar militer dipindahkan dari Batavia ke Bandung sekitar tahun 1920. Tempat yang dipilih adalah di bagian timur Balai Kota, dan yang didalamnya terdapat tempat tinggal bagi Panglima perang, kantor, barak, dan gudang persenjataan.
Pada awal abad ke-20 kebutuhan untuk mempunyai seorang profesional yang memiliki kemampuan khusus menggerakan pendirian sekolah tinggi teknik yang disponsori oleh warga kota Bandung. Pada saat yang sama rencana untuk memindahkan ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung sudah matang, kota ini di perluas ke utara. Distrik ibukota ditempatkan di bagian timur laut, daerah yang tadinya adalah persawahan, dan sebuah jalan raya direncanakan untuk dibuat sepanjang 2.5 kilometer menghadap Gunung Tangkuban Perahu dengan Gedung Sate di ujung selatan, dan sebuah monumen kolosal disisi lainnya. Pada kedua sisi dari gedung yang megah ini akan terdapat permukiman bagi kantor-kantor milik permerintahan kolonial.
Sepanjang bantaran sungai Cikapundung diantara pemandangan alam terdapat Kampus Technische Hoogeschool, asrama dan bagian pengurus. Bangunan tua kampus ini dan pemandangannya mencerminkan arsiteknya yang genius Henri Maclain Pont. Di bagian barat daya disediakan untuk rumah sakit dan institute Pasteur, di lingkungan pabrik kina yang tua. Pembangunan ini direncanakan dengan sangat teliti mulai dari arsitekturnya dan perawatan secara detail. Tahun sebelumnya tidak lama sebelum pecahnya perang dunia ke 2 merupakan tahun keemasan bagi Bandung dan dikenang sebagai Bandung Tempoe Doeloe.
Tonggak-Era Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, Bandung menjadi ibukota provinsi Jawa Barat. Bandung merupakan tempat terjadinya konferensi Bandung pada tanggal 18 April – 24 April 1955 dengan tujuan untuk promosi ekonomi dan kerjasama budaya antara negara Afrika dan Asia, dan untuk melawan ancaman kolonialisme dan neokolonialisme oleh Amerika Serikat, Uni Soviet atau negara-negara imperialis lainnya.